Didunia
ini kita hidup menjadi manusia sudah patutlah jika kita bersyukur. Tetapi aku,
aku selalu membayangkan jika diriku terlahir atau aku tercipta menjadi orang
lain atau benda lain.
Kala
aku berkhayal aku terlahir menjadi hewan aku berfikir aku ini adalah ular.
Kala
aku berkhayal aku terlahir menjadi barang aku berfikir aku ini adalah seutas
tali.
Kala
aku berkhayal aku terlahir menjadi tanaman aku berfikir aku ini adalah bunga
bangkai.
Kala
aku berkhayal aku terlahir menjadi tokoh disebuah drama korea aku berfikir aku
ini adalah geum lan salah satu tokoh di twinkle twinkle.
Aku
selalu melihat dunia ini dari sudut pandangnya. Sudut pandang yang mungkin atau
pasti dianggap itu adalah cara yang paling bodoh dan hina di mata orang lain.
Tetapi aku tidak bisa, aku tidak bisa berpaling dari pandangan itu. Pandangan
yang sudah terbentuk di dalam hatiku bahkan sudah terukir di dinding jiwaku.
Sudut pandang itu membuat aku semakin masuk kedalam kehidupan yang buruk.
Keburukan yang aku ciptakan sendiri.
Twinkle
twinkle ini menceritakan kepribadianku, kepribadian yang tertanam dalam diri
geum lan. Diri yang selalu kesepian dan selalu mencoba mencari kepuasan lewat
hal yang sulit dipahami oleh orang lain. Dia selalu mencari meski dia tau dia
dianggap buruk oleh orang yang amat dia sayangi. Tetapi orang yang amat dia
sayang lebih menyayangi orang lain. Dan itu semua menghancurkan hatinya, hati
yang sudah rapuh hancur tak tersisa. Dibalik kehancurannya dia selalu mencoba
menunjukan wajah tegarnya. Seolah tak
ada apapun yang terjadi oleh hatinya.
Dengan
hati tersayat ku tersenyum. Dengan hati tertusuk ku tertawa. Dengan hati yang
rapuh kusakiti hatiku dengan ucapanku. Dalam
hati ku berkata jika aku akan selalu menyayangi orang yang aku sayang. With
love, I will always love all. All about this.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar